Title : What U mean to me..
Genre : Romance
Rate : PG 15
Cast :
Author Evilhae as Ahn Ra Ra
Lee Donghae Suju as Him self
Aozora Tomomi as Park Chan Ri
Uniessy as Park Yoojin
Sungmin Suju as Him self
NOTE :
Anyeooong...
Akhirnya jadi satu FF Hae-ra couple yang muncul tiba tiba lantaran suasana hati galau..
cocok sekali baca sambil dengerin :
Angel (come into your world) - EXO
S.O.L.O - Suju-M
Waiting - A-lin
Mianhae kalo jelek..
Dont copy or republish w/o my permition
~enjoy reading eperibodi~
Konabeans,.. suatu sore..
~Ahn Rara pov,
“ Wae??”
Sepasang manik mata berwarna pekat seperti blueberry, memandang tajam kepadaku.
“ Ini cangkir ketiga sore ini, dan kau masih saja menatap benda kotak itu seperti akan menelannya.”
Chan Ri eonni bersidekap di depanku yang tertunduk. Kutempelkan dagu ku di meja café sambil menatap layar hitam Iphone 4s yang sunyi senyap tanpa notifikasi maupun dering.
“Eottohkeee.. eonni chan.”
Desahku putus asa. Kegalauan ini menyiksaku, dan membuat dadaku begitu sesak.
“Memangnya dia belum menelpon?”
“mm…..mm….”
Kugelengkan kepalaku dengan lemah.
“SMS?!!”
“mm…..mm….”
Kugelengkan lagi kepalaku dengan malas.
“Kakao talk??!!”
“None… tidak ada satupun.”
“Yaak!! Dasar yeoja babo! Lalu kenapa kau tidak menelponnya?eoh?!!”
Iiishh kututup telingaku dengan kedua telapak tanganku. Teriakan spontan Chanri eonni membuat telingaku berdenging, dan sontak beberapa pasang mata memandang ke mejaku sambil berbisik bisik.
“ssshhh..eonni pelankan suaramu! Telingaku berdenging!”
“bletaak!!!”
“Appo!! Eonni chan!”
“Rasakan!! Siapa suruh kau begitu bodoh.”
Aku memang bodoh, naïf, kuper, cupu, entah berapa rentetan ungkapan kata yang cocok untukku, aku toh tidak perduli… sudah terlanjur.
***
“Rara- Eonniiiiiii! Gyaaa!!”
Satu lagi teriakan mendenging senyaring tutup panci yang jatuh di lantai dapur memekakkan telingaku. Aku nyaris tersedak sedotan moccachino ice-ku yang nyaris kutelan.
“Yaak!! Park Yoojin!!”
Aku berusaha menampakkan ekspresi marah yang menyeramkan pada yeoja yang tiba tiba muncul ini, tapi alih alih takut dia justru makin tertawa lebar.
“Eonni-a,kenapa kau tidak menyambutku eoh?! Aku jauh jauh kembali dari LA!”
Yeoja yang sungguh nampak ceria. Dengan potongan rambut sebahu berwarna tembaga pucat dengan ikal besar di bagian ujungnya, membingkai wajah bulat telurnya yang nampak cantik sempurna (*hoeek author muntah) . Ciri dari keluarga Park yang juga terlihat di garis wajah Chan Ri eonni. Sepupunya ini, memiliki karakter yang benar benar periang, dan jika tidak dalam mood yang seperti ini mungkin benar, aku akan menyambutnya dengan penuh suka cita.
“ssh.. Yoojin-a, jangan berisik! Masih banyak pengunjung di café.”
Seperti biasa, Chan Ri eonni akan bertindak seperti seorang eomma ketika kami berdua sudah bertemu.
“Wae..? Gwenchannayo? Kenapa tampangmu seperti ajjuma tua eonni?”
“Yoojin-a,… nan..eottohke…”
“Bweo?” “Chan Ri-eonni, apa Dia baik baik saja,eoh? Kenapa Rara Eonni seperti orang depresi begitu?”
“Iish… Siapa lagi penyebabnya kalau bukan namja tampan yang sedang amat sangat naik daun itu, baru 3 bulan berpacaran karirnya semakin melonjak, bahkan kini Lee donghae semakin sering membintangi drama seri, sehingga waktu untuk bersama Rara semakin berkurang dan yeoja babo itu bahkan tidak berani menelponnya duluan,…aku heran apa benar mereka itu pacaran?”
Park yoojin , yang mendengarkan penjelasan panjang lebar Chan Ri eonni, langsung ber- OOOH ria..
Keundae, benar juga apa yang di katakan Chan Ri eonni, semua terjadi begitu cepat dan bagaikan mimpi. Aku yang bukan dari dunia selebritis, bisa menjadi pacar seorang superstar international, dengan 2 juta lebih penggemar diseluruh dunia, Hah! Memang ini semua seperti bukan kenyataan.
Huufth.. hembusan nafas barusan meniupkan bentuk kepulan uap saking dinginnya cuaca sore ini.
“Mianhae Yoojin-a, aku tidak bisa menemanimu jalan jalan. Mood ku benar benar buruk hari ini.”
“Gwenchanna Rara-eonni, aku sudah cukup senang berkumpul disini. Di rumah sangat membosankan karena Appa, dan Eomma selalu sibuk dengan bisnisnya. Ehm..memangnya dia sudah berapa lama tidak menelpon dan menghubungi eonni?”
“Molla.. mm mungkin kira kira 3 minggu”
“Bweo? 3 Minggu!!?? Aigoo Rara eonni, jujur kukatakan kalian sama sekali tidak bisa dibilang sedang pacaran. Oiya apa mungkin donghae oppa….”
“Ssshhh! Park Yoojin!!”
Chan Ri eonni, langsung membungkam mulut adik sepupunya itu dengan serbet. Hahah.. aku tahu apa yang akan dikatakan yoojin. Benar,kami memang tidak normal. Sama sekali tidak seperti hubungan pasangan yang sedang menjalin kasih. Uufth memang benar, mungkin hanya aku yang menyukainya sedangkan dia….
***
“Anyeong,Chan Ri noona,.. buatkan 1 coffee untukku. “
Tiba tiba terdengar suara sapaan hangat yang familiar terdengar. Ah.. Sungmin oppa rupanya. Hanya perasaanku, atau aku baru saja melihat semburat kemerahan dipipi Yoojin saat sungmin bergabung di meja kami.
“Hei Rara,.. Kenapa wajahmu pucat sekali. Apa kau sakit?”
“Sungmin-a, harusnya kau bisa menebaknya kan karena siapa Rara jadi begitu..”
Sahut Chan Ri eonni, sembari membawakan secangkir kopi dan sepiring pastry. Yoojin, masih diam dan kulihat sesekali mencuri pandang kearah sungmin oppa. Semenjak kami mengajaknya menonton acara Sukira beberapa bulan lalu, Yoojin mendadak menyukai café Konabeans ini. Terkadang, saat dia pulang dari LA dengan sukarela dia akan membantu Chan Ri eonni di café.
“Kau Park Yoojin-kan? Sepupu Chan RI noona, wah kapan kau datang dari LA?”
Sapa sungmin ramah. Yang ditanya hanya menjawab singkat dan sedikit canggung, kulihat semburat merah itu kembali muncul di pipinya yang seputih pualam.
“Rara-ya kau bersabarlah.. belakangan jadwal Donghae begitu padat..”
“Nde oppa, arraseo.. aku tidak apa apa.”
“Eh,..atau kau mau bicara padanya? Biar kutelpon…”
“ehh…. Tidak Usaaah!”
Dengan panik, kurebut ponsel sungmin oppa dari tangannya.
“mii.. mianhae.. sungmin oppa.. tapi, kau tidak usah repot repot, ketika nanti dia sudah tidak sibuk dia pasti menelponku.”
Pembohong! Sejujurnya, aku takut. Aku takut jika aku menghubunginya duluan, dia akan merasa tidak nyaman dan berpikir aku yeoja yang tidak pengertian akan profesinya. Aku takut, dia berbalik membenciku karena tidak percaya padanya. Aku tahu, sungmin oppa memandang iba kepadaku.
“Ahh.. iya.. ekspresimu ini, sama persis dengan Chan Ri noona beberapa waktu lalu ketika Teuk hyung mulai mengundurkan diri dari berbagai acara TV untuk mulai persiapan Wajib Militernya. Setiap hari muram, dan mengeluh tak sanggup berpisah selama dua tahun..hahahaha….”
Tawanya begitu hangat, sehingga tanpa sadar aku sedikit menarik sudut bibirku kalau boleh dibilang sedikit senyum.
“iiish Sungmin-a..!!”
Chan Ri eonni, memukul lembut lengan sungmin oppa.
“Geurae..aku memang muram dan sedikit putus asa. Itu tapi sebelum aku.. memakai ini.”
Di jari manisnya yang lentik terpasang cincin berwarna biru sapphire. Cincin pertunangan turun temurun dari Eomma-nya Jungsoo oppa. Sungguh membuatku iri. Meskipun modelnya klasik, namun justru nampak elegan dijari Chan Ri eonni. Itu juga salah satu yang membuat Chan Ri eonni, semakin sering mendampingi Ajjuma mengurus café maklumlah, namanya juga calon menantu.
“Ah.. baiklah aku harus segera ke acara Sukira. Err,.. Rara-ya jangan bersedih, bersabarlah.Aku yakin sebentar lagi Donghae akan menghubungimu.”
“Nde,..oppa.”
kupaksakan sedikit senyum dan melambaikan tangan padanya.
“Oiya,.. aku melupakan sesuatu Yoojin-a, aku suka penampilanmu hari ini, kau sangat manis..hahahhaa”
Tawanya yang hangat masih terdengar sampai dia keluar café, dan yang disapa masih duduk mematung , Shock .
“Yoojin-.a hei..Park Yoojin…!!”
Kulambaikan tanganku di depan wajahnya, namun nampaknya Yeoja itu masih terbang ke wan , karena mulutnya masih meringis dan matanya menerawang jauh. Aiigoo Yoojin-a jangan katakan kau jatuh cinta pada Uri Sungmin..
Tepat pada saat itu mataku terpaku pada layar LCD yang menampilkan cuplikan drama, dengan Donghae yang berada di dalam mobil bersama seorang Yeoja yang memakai gaun malam seksi berwarna hitam. Detik berikutnya, aku tak sanggup
menatap layar itu lagi. Kusambar ranselku dan berlari keluar café. Tak kuhiraukan teriakan Yoojin dan Chan Ri eonni.
***
Ahn Rara’s room…
Aku hanya bisa pasrah saat Chan Ri eonni merangkul bahuku. Yoojin, memungut puing puing ponsel yang kubanting berkeping keping memenuhi karpet lantai kamarku.
“Aku tahu,aku tak seharusnya bermimpi. Mungkin,..aku tidak bisa mendapatkan kisah sepertimu eonni. Jung Soo oppa memujamu. Lain hal nya denganku.”
Walau kutahan, tapi butiran bening ini masih saja terus menetes di pipiku. Kutarik gumpalan tissue dan mengusap kasar air mata di pipiku.
“Rara-ya, itu kan hanya cuplikan adegan, kau tahu dunia-nya dan resiko itu sudah kau ambil saat menerimanya menjadi kekasih kan? Ayolah.. Donghae hanya menyukaimu Rara-chagi..”
Sejujurnya .aku tidak yakin dengan perkataan Chan Ri eonni. Hae sama sekali tidak pernah mengatakan Ia mencintaiku, atau aku menjadi kekasihnya. Saat itu dia hanya memintaku, untuk mendampinginya dan selalu ada disisinya. Tapi,sama sekali tidak ada kata kata.. cinta, sayang, saranghae ataupun I Love you. Sebenarnya apa arti diriku untukmu.
“Rara eonni, berhentilah menangis. Lihatlah.. wajahmu sudah mirip dengannya..”
Sembari menunjuk foto ddangkoma milik yesung oppa. Aiish anak ini, masih saja mengolokku dalam kondisi begini. Tapi, dengan candaan dan olok oloknya suasana hatiku sedikit mencair dan melupakan cuplikan drama tadi sore.
Masih penasaran, kunyalakan sekali lagi ponselku dan… sepi. Sama sekali tidak ada pesan masuk ataupun kakaotalk mssge dari Dia.
***
“Tiiiiiiin… tiiiiiin…. Tiiiiiiin….”
Suara klakson mobil, membuatku terbangun.
Aiiish.. siapa yang membunyikan klakson di pagi buta begini..eoh? Jam dinding menunjukkan pukul 02.30 AM. Brr.. dingin sekali. Kuraih kacamata baca di nakas samping tempat tidur ku, dan ponsel dengan LED yang berkedip kedip, ada notifikasi.. (beruntung ponsel ini tidak mati total setelah sekuat tenaga kuhantamkan ke tembok)
From : BABO-Fishy
Massage :
“Ahn Rara kutunggu di mobil, cepat keluar!”
Astaga.. dasar namja itu! Untung saja, pemilik apartemen tidak terjaga.
Kuraih jumper ala kadarnya dan secepat kilat berlari menuruni tangga. Melesat ke pintu depan dan menguncinya perlahan.
***
“Yaaak!! Ahn Rara Babo! Bisa tidak berhenti membuatku khawatir eoh?!”
Nyawaku masih belum sepenuhnya terkumpul, dan pandangan ku masih berkunang kunang. Karena terburu buru bangun.
“Bweo ?! Apa kau bilang barusan?”
Perlahan pandanganku mulai jernih, dan tampak di depanku seorang namja dengan tshirt putih yang tertutup mantel panjang, celana denim dan sepatu high platform berdiri di samping mobil sport SUV putih. Meski, wajahnya nampak sedikit pucat dan sedikit kantung di bawah matanya, namun keseluruhan dia tetaplah namja yang tampan dan mempesona. Iish ..Ahn Rara apa sih yang kau pikirkan, … 3 minggu kau menunggu kehadirannya dan dia mengacuhkanmu, sekarang tiba tiba dia datang dan kau langsung terpesona lagi. Uugh…
“Wae.. ? Kenapa kau tidak menjawabku eoh?! Kau kemana saja?!!! Dari sore hingga dinihari ponselmu tidak aktif!!! Kau membuatku khawatir setengah mati!! Yeoja Babo!!”
Tangannya mengacak pelan rambutku, yang langsung kutepis.
“Khawatir? Naega?? Membuatmu ..apa?! Khawatir?! Lucu sekali.”
Saat ini, aku sangat ingin melayangkan kepalan ke pipinya, yang nampak sedikit tirus. Aku tahu dia sebenarnya sangat lelah. Namun harga diriku dan sifat egois dari dalam hatiku yang merasa ditelantarkan olehnya menolak fakta visual betapa namja ini sedang kelelahan.
“Geurae,… hari ini kau kemana saja?!! Kenapa ponsel mu tidak aktif? Dan ini.. kenapa wajahmu? Apa…kau sakit?!”
Pertanyaannya melunak ketika , tangannya mecoba merada bengkak di kelopak mataku karena menangis semalaman.
“Bagaimana bisa kau menanyakan hal bodoh seperti itu eoh?!, Apa kau tahu bagaimana perasaanku? Apa kau tahu selama hampir 3 minggu aku menunggu telponmu ? Mengharapkan mendengar suaramu saat menanyakan kabar ? Mengharapkan cerita kapan kau kembali, dan sekarang tiba tiba kau datang dan berteriak di depanku..
"Aku ..Membuatmu.. Khawatir?? Eoh?! Apa kau sudah gila!!!”
“Arra…arra… aku tahu .. aku berdosa padamu. Aku berusaha menghubungimu, tapi kadang sinyal blank disana, dan sekarang saat aku kembali baru aku bisa dengan lancar menghubungimu.”
Sorot matanya melembut, dengan eskpresi wajah yang tak terbaca, namun sepertinya ada rasa bersalah disana. Perlahan Ia, berusaha merengkuhku mendekat, namun lagi lagi kutepiskan tangannya.
“Donghae –a. tidak perlu. “
“Bweo..? Apa maksudmu tidak perlu?”
“Kau, mengkhawatirkan aku… itu sama sekali tidak perlu.”
“Kau ini apa apaan? Kenapa kau seperti ini eoh? Ahn Rara ..siapa yang merubahmu dalam waktu 3 minggu saja?”
“Merubahku? Ya.. benar.. aku berubah.. kau yang merubahku. Aku yang sekarang belajar menerima kenyataan. Menjalani kisah fairytale bukanlah nasibku. Aku bukan dari kalangan selebritis. Aku hanyalah Yeoja yang biasa biasa saja. “
“Apa salahnya dengan yeoja biasa biasa saja? Apa ada masalah dengan itu?”
“Tidak untukku, tapi untukmu. Ayolah .. Lee Donghae.tidak usah seperti ini. Kau pulanglah istirahat, aku juga masih mengantuk.”
“Yaak!! Ahn Rara, bisa tidak beri kesempatan aku bicara, aku tahu kau kecewa.. ”
Tangannya meraih lenganku saat aku hendak berbalik langkah menuju pintu apartemen.
“Aku ? kecewa…? Tidak. Itu semua, sudah berakhir. Aku tahu,aku tidak berhak kecewa. “
“Oh..ayolah Rara-ya jangan bersikap seperti ini, katakan padaku..apa aku berbuat salah?”
Kuhirup sebanyak banyaknya udara malam, berharap memberikan cukup oksigen untukku menjawab.
“Donghae-a.. aku sama sekali tidak berhak kecewa ataupun marah padamu. Aku,..”
“Wae..? kenapa tidak kau lanjutkan?!!”
Lidahku tiba tiba terasa kelu. Begitu banyak luapan dihatiku, tapi tak satupun yang berhasil kuungkapkan padanya . Hanya debaran jantungku yang makin cepat.
“Donghae-a,.. kau adalah seorang bintang. Pendamping disebelahmu haruslah juga seorang bintang. Aku sudah melihat
cuplikannya,kau serasi dengan Yeoja yang bersamamu di mobil itu.”
Tiba tiba, air mukanya berubah sedikit menjadi jenaka, dan …
“Aigoo Rara-ya,. kissing scene itu rupanya. Kau.. Cemburu..?”
Deg!!
Jantungku seperti akan melompat keluar saat dia bisa menebak perasaanku.Geurae. Aku cemas, aku cemburu dan aku.. aku.. mencintai namja yang ada di depanku ini.
“Ayolah, untuk apa aku cemburu. Aku bahkan bukan siapa siapa untukmu..aku tidak punya hak untuk cemburu atau mempunyai perasaan tidak nyaman lain tentang mu.”
“Sudah..? Sudah selesai mengigaunya? Eoh..?!” “Apa maksudmu kau bukan siapa siapa?”
“ Kau pikir aku akan mendatangi kediaman yeoja di jam 2.30 pagi kalau dia tidak berarti apa apa? “Kau pikir aku akan begitu gelisah dan khawatir seperti ini jika yeoja itu tidak berarti apa apa?!” “Yaak!! Ahn Rara sebenarnya, apa arti diriku untukmu Eoh?!”
Gemuruh debar jantungku tidak tertahan lagi. Tanganku terkepal menahan kesal dan malu.
“Geurae! Kau benar! Aku memang bodoh..!! Aku terlalu khawatir akan statusku di matamu, sehingga aku menjadi uring uringan selama tiga minggu ini,bertindak bodoh dengan menatap benda segi empat itu setiap menit, berharap ada satu pesan text ataupun telpon dari seorang namja yang bahkan tidak pernah mengatakan kalau dia mencintaiku ataupun memintaku menjadi kekasihnyaa! Aku memang bodoh ! Kau puas…? Eoh?!!”
Tiba tiba,.. tangannya merengkuhku ke pelukannya. Pelukannya begitu erat sampai aku bisa merasakan debaran jantung yang sama sepertiku. Hembusan nafasnya hangat terasa di kepalaku.. aku, aku..sangat merindukan namja ini.. aku, sangat amat merindukannya.. Huaaaaaaa….
Pertahananku habis.Aku menangis sejadi jadinya di pelukannya. Dan, dia sama sekali tidak berusaha menghentikanku. Dia hanya memperdalam pelukannya, dan.. kemudian dengan kedua ibu jarinya, mengusap kristal bening dari mataku yang kurasakan semakin bengkak.
“Mianhae Rara-ya.. Jeongmal Mianhae.. membuatmu sedih dan menderita seperti ini.”
Dia kembali merengkuhku kepelukannya. Aku hanya bisa mencengkram mantelnya dan terisak perlahan menuntaskan keputus asaan dan kerinduanku padanya.
“Apakah kata kata itu begitu penting untukmu, Rara ?”
“Mwo?”
“Saranghae. Kau .. mengingingkannya? Kau menginginkan aku mengatakannya?”
“Annia. Bukan seperti itu aku.. hanya…”
“sshhhhh…daripada mengatakan itu, aku lebih suka begini…”
~chu………
Bibirnya mengucupku perlahan.. dan ibu jarinya membelai lembut pipiku, sembari menyibakkan helai rambut yang terjuntai, terkena hembusan angin pagi buta. Jantungku, oh Tuhan,..selamatkan aku. Semoga aku tidak terkena serangan jantung. Selama 26 tahun masa hidupku..aku baru mendapat ciuman pertamaku hari ini.
“Bagaimana ? Apa kau bisa membedakannya sekarang ? Mana yang ciuman karena tuntutan peran.. dan mana ciuman dengan hati..ini”
Bisiknya lembut…seraya membimbing tanganku menyentuh dadanya. Kurasakan wajahku memanas. Untunglah ini, masih sangat pagi, kalau tidak dia pasti mendapati wajahku menjelma menjadi udang rebus saking merah menahan malu.
“Ada apa kenapa diam saja ? Apa kau tidak suka kucium barusan ? Atau jangan jangan… Omo! Jangan bilang ini ciuman pertamamu?!”
“Yaak!! Lee Donghae!!!” Jeritku frustasi menahan malu.
“Hahahahaha tebakanku benar? Astaga betapa beruntungnya aku…” “Ahn Rara, saranghae.. jeongmal saranghae..”
Sebelum aku menjawabnya,.. bibirnya sudah membungkamku dengan ciumannya.Tapi tunggu dulu, kenapa kali ini.. ciumannya berbeda ? dengan lembut bibirnya menyesap lembut bibirku membuatnya menjadi basah dan..semakin dalam….
Gyaaaaaaaa!! Eommaaaaaa Aku butuh oksigeeeeeeeeeennnn…………………………..
#Ahnrara pingsan.
~END~
Gyaaaaaaaaaaaaaa ef ef galau nan gajeeee niiii lama ga nulis … abal abal en sumpaaah
Jelek banget.. silahkan kritik dan lempar kacang.. (eh…)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar