Title : Together, Forever, Everlasting...
Genre : Romance
Rate : PG 17
Cast :
Author Evilhae as Ahn Ra Ra
Lee Donghae Suju as Him self
Aozora Tomomi as Park Chan Ri
Leeteuk SUJU
Other member SUJU
NOTE :
Anyeooong... ada yang kangen dengan Haera FF?? (*enggaaaaaak)
Baiklah.. tapi aku tetap akan share FF nya
Tidak terasa kita sudah di penghujung sekuel nih...
Berikutnya author akan membuat kisah lain soalnya...hehehe..
takut readers bosan..
Sekali lagi ini FF gaje ini dibuat di tengah kegalauan tentang SS4 INA (ga ada hubungannya)
Mianhae kalo jelek..
Dont copy or republish w/o my permition
~enjoy reading eperibodi~
~Ahn Ra Ra pov,
Cuaca panas. Hawa yang sangat cocok untuk menikmati lemon squash.. hmm.. sayang sekali.. aku tidak bisa minum soda lagi. Uuugh..
Alih alih lemon squash.. aku malah harus menghabiskan bertablet tablet vitamin dan.. supplemen ini.
Aigoooo, semua ini.. demi kau..
“ting”
Ah.. akhirnya terbuka juga liftnya. MWO?? Itu.. di kaca… GYAAAAAAAAA!!! Apa iya aku sudah sebengkak itu.
Uugh selama di rumah aku hampir tidak pernah memperhatikan seperti apa bentukku.
Hiks hiks… perutku buncit, dan betisku.. aigoo… apa benar ini aku ?? Kehamilan usia 9 bulan ini sungguh sungguh mengerikan.
Kulirik 2 yeoja disebelahku yang kurus tinggi bagai tengkorak sedang berbisik bisik..
“Hmm, lihat dia .. aku tidak sanggup membayangkan tubuhku akan sebesar itu, jika menikah kelak.”
“Hiihihihii.. sama aku juga..”
Grrrr… mereka ini.. cari masalah rupanya..
“Ehm ehm.. andai aku sudah melahirkan nanti, aku juga tidak mau terkena aneroxia hanya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang seperti kerangka manusia. HUH!”
Kutatap mulut menganga dua Yeoja itu..dengan ekspresi puas. Hah! Kalian main main dengan orang yang salah.
***
MWO? Kenapa pintu apartemen tidak dikunci?Apa si Tuan Ikan sudah pulang ? Tapi ini baru pukul 11 siang.
“GYAAAAAAA!!!!”
“OMO!! OMO!! Chagi,… hati hati..kalau kau jatuh bahaya!!”
“YAA!! Kenapa berantakan sekaliiii!!! Ini semua… Apa??”
“Oh.. ini,.. semua perabotan untuk kamar bayi kita. Mianhae, aku belum membereskannya. Karena aku baru sempat membelinya. Kau tahu kan aku sangat sibuk.”
Box bayi, kuda2an, kereta dorong, boneka yang mungkin jumlahnya puluhan, keranjang bayi, sofa mungil, karpet, semua bertebaran di ruang keluarga apartemen kami.
Aigoo, apa dia baru saja membeli semua ini..
“Ah.. chagi, ini belum semuanya. Apa kau lelah ? kalau kau lelah, aku akan pergi sendiri .”
“Memangnya.. kita mau kemana?”
“Kemanaa?? Tentu saja membeli perlengkapan bayinya, !! baju baju, botol susu, dll.”
“Mwo? Tapi kan.. kita sudah punya banyak sekali hadiah dari Chan Ri ounnie dan Jung soo oppa…. Apa perlu membeli lagi?”
“YA!! Aku ini kan calon ayahnya? Apa aku tidak boleh membelikan baju dan keperluan calon bayiku sendiri?”
“Bukan begitu,.. hanya saja..kau sudah membelikannya semua perabotan ini. Kurasa perlengkapan hadiah dari Chan RI ounnie dan Jung Soo oppa sudah lebih dari cukup. ”
“ah.. ayolah.. ijinkan aku bersenang senang untuk kehadiran bayi kita. Jebal..? Kajja! Kau ikut tidak?”
Matanya berbinar binar ceria walau lingkaran hitam samar samar membayang di bawah matanya. Aku tahu hari ini dia baru pulang jam 3 pagi. Dan tadi jam 6 pagi dia sudah berangkat untuk syuting di salah satu stasiun TV. Huufth..dan sekarang lihat betapa bersemangatnya dia untuk membeli perlengkapan bayi sementara aku tahu sebenarnya dia pasti lelah sekali. Mau tidak mau, aku tersenyum padanya.
“Ne.. baiklah. Aku ganti baju sebentar.”
“Ehm.. apa perlu kubantu? Hehehehe..”
“YAA! Dasar yadong! Memangnya apa menariknya melihatku yang seperti labu ?!!”
“Aiiish Chagi, jangan berkata begitu..saat ini, kau sangaat seksi!”
“HAH! Gombal! Itu sudah tidak mempan lagi sekarang..”
“Ayolah.. aku tidak akan macam macam kok. Hanya,..menemanimu saja.Dan.. kau tahu walau dengan perut gembung ini,..bagiku kau lah yang paling special dan tercantik di dunia ini. Karena kau malaikat pembawa kebahagiaan terbesar bagiku yaitu.. makhluk kecil di dalam perutmu ini.”
Sejak kapan, dia begitu manis seperti itu. Tiba tiba butiran bening, menetes di pipiku. My Little baby,.. kau sungguh beruntung, Appa-mu sangat menyayangimu.
Tiba tiba,.. kurasakan hembusan nafas hangat di tengkukku dan sepasang tangan yang hangat memeluk pinggangku yang mungkin ukurannya sudah membengkak 7x lipat.
“Kenapa kau menangis? Bukankah ini saat paling bahagia, kita menantikan kelahiran malaikat kecil dari Tuhan untuk kita.”
“Aku,..tidak menangis. Aku hanya merasa bahagia, kelahiran bayi ini dipenuhi oleh cinta.”
“Tentu saja, aku akan membuat kalian terus berbahagia selamanya. Ah.. sudahlah cepat,.. rapikan dressmu, dan jangan lupa syalnya. Hari ini cukup dingin, jangan sampai kau sakit. Nah.. begini lebih baik, kau terlihat sangat manis..”
Kutatap bayanganku di cermin, dengan gaun hamil berwarna putih susu dengan renda renda dan rambut kepang ini membuat penampilanku seperti gadis lugu yang manis, namun pastinya seorang gadis itu tidak berperut buncit sepertiku. Uugh..
“chagiya,…”
“Hmmm?”
“Kurasa..aku salah tentang satu hal.”
“Mwo ? Apa?”
“Kurasa anak kita tidak akan kelaparan..”
“Wae? Apa maksudnya?”
“Tubuhmu… menyesuaikan dengan baik. Kebutuhan untuk bayi kita. Hmm benar benar menggoda…”
“MWO??”
Kulihat arah tatapannya di cermin, dan nampaknya syal yang mengalung sedikit menyingkap di bagian V neck renda renda bajuku..terlihat tonjolan yang sedikit menyembul karena sesuai dengan usia kehamilanku sekarang, beberapa ukuran tubuhku mengalami peningkatan dan salah satunya.. di bagian pen-supply makanan utama untuk bayi ini.. SIAL.. dasar IKAN YADONG!
“GYAAAA!!! Bisa bisanya kau sempat berpikiran yadong begituuu!!!!! Grrrrr…
“Chagi.. kenapa kau berteriak begitu keras, apa kau mau bayi kita kena serangan jantung amat dini?”
“YA!! Kemari kau dasar otak yadong!”
Huuuh,.. tentu saja aku tidak bisa mengejar IKAN YADONG itu dengan kondisiku saat ini.
UUgh.. andai aku sedang tidak hamil besar kupastikan kau tidak akan selamat Tuan IKAN!!
****
“YA ! Fishy! Kenapa kau memasukkan baju baju bayi sebanyak ini? Apa kau mau memborong seluruh isi toko ini??!”
“Ssshh! Apa kau mau penyamaranku terbongkar? SM berjanji akan mengadakan konfrnsi pers eksklusif untuk mempublikasikan pernikahan kita setelah bayi kita lahir. Apa kau mau mengacaukannya!”
“Tenti saja aku tida mau! Tapi ini semua sungguh berlebihan Fishy!”
“Kita kan sudah sepakat untuk tidak menanyakan jenis kelamin bayi kita aga nanti menjadi kejutan .. jadi.. aku memutuskan membeli semua perlengkapan untuk bayi laki laki dan perempuan,..ehm.. dan bisa tidak kau mulai memanggilku,.. ehm.. Yeobo..misalnya.”
“Andwe! Aku lebih suka Fishy!atau.. kau mau kupanggil IKAN ASIN saja?”
“YAA!!! Ku ini !.. ya sudahlah sesukamu, asal pelankan suaramu itu.”
Aiiish.. dia bahkan tidak menghiraukan ucapanku dan masih saja dengan seenaknya memasukkan berbotol botol susu warna warni, dan baju baju bayi yang beraneka ragam. Biasanya untuk masalah belanja dia sedikit meniru Jung Soo oppa alias aga pelit, tapi.. kali ini perilakunya seakan akan menguras seluruh tabungannya untuk berbelanja satu hari ini. Walau sedikit kesal, tapi terus terang ada rasa bahagia dan hangat menyeruak dihatiku.
Kali ini, kami benar benar nampak seperti keluarga kecil, yang berbahagia menyambut kelahiran bayi pertama. Ingatanku menerawang … ke beberapa bulan lalu.
---flashback---
“Fishy,..hari minggu ini, apa kau sibuk?”
“nde.. waeyo?”
“Anniya.. setiap pagi aku berjalan kaki di taman depan dan..aku melihat pasangan berjalan bersama di taman itu. “
“Aiish..memangnya apanya yang menarik. Setiap pagi akan banyak pasangan yang jalan atau jogging bersama di taman itu.”
“Ck!! Dengarkan aku dulu, mereka suami istri dan.. istrinya sedang hamil besar. Sang suami terlihat sangat bahagia menemani istrinya sambil sesekali berbicara di depan perut istrinya itu. Tidakkah itu sangat romantis dan menyentuh? Aku ingin kita bisa seperti mereka”
“Cih! Apanya yang romantis dan menyentuh? Itu biasa saja kok. Suaminya tidak punya schedulle sepadat aku jadi, dia sempat mengantar jalan jalan dulu. Hari minggu besok itu schedulle ku padat dari pukul 6 pagi. Jadi, kau bisa kan jalan pagi sendiri? Kalau schedulleku tidak padat, aku pasti akan menemanimu jalan pagi kok. Arra?”
Sudah.. kuduga. Memang tidak bisa. Huuufth..
“arraseo.. “
---flashback end---
Saat itu aku sangat kecewa. Karena kupikir dia tidak bisa meluangkan waktu untuk member perhatian padaku dan bayi ini. Tapi, mungkin saat itu aku menjadi sangat sentimental karena sedang hamil saja.
Namun kali ini, pemandangan yang didepanku sungguh berbeda dengan sikap cuek nya beberapa bulan lalu.
“Kau mau yang mana ? yang biru, kuning, atau soft pink ini?”
Pertanyaannya membuyarkan lamunanku.
“Mwo? Apa katamu?”
“sssh kau diamlah.. aku sedang bertanya pada bayi kita!”
Sesaat kemudian, kepalanya menempel pada perutku seolah olah mendengar jawaban dari bayi di perutku. Aku geli melihat ekspresi konyolnya. Dasar.. Ikan.
“Ah.. baiklah.. karena kau bingung mau yang mana, Appa akan membelikan semuanya. Jadi, kau bisa bergantian memakainya nanti.”
MWO? Mataku terbelalak , ketika lagi lagi dia mengambil semua warna dari setelan bayi itu.
“YA! Tuan Ikan, sudah cukup ige, trollynya sudah begini penuh.”
“Mm.. nde.. sepertinya.. begitu..”
Matanya menelusuri lagi benda benda yang sudah ia masukka ke troli belanja.
“Baiklah.. Kajja! Kita bayar semua ini, dan kita pulang. Kau pasti sudah sangat lelah kan?”
Harus kuakui kakiku rasanya sudah hampir putus, berdiri demikian lama. Dan punggungku rasanya mau patah, seperti setengah berlari si Tuan Ikan mendorong Troli yang hampir tumpah karena penuh barang.
Tiba Tiba, kurasakan perutku bergejolak. Aigoo, kenapa saat seperti ini aku ingin ke toilet. Ahh.. sungguh merepotkan. Dengan terseok seok.. kulangkahkan kaki untuk bertanya letak toilet terdekat.
Bagus, toiletnya ada dibawah dan harus turuh satu tangga. Kulihat ke arah kasir, Donghae asik memeriksa barang barang untuk dihitung dan nampaknya masih lama selesainya. Hufth lebih baik aku ke toilet sendiri saja, baru nanti aku menyusulnya.
Terhuyung huyung, aku melangkah menuju tangga dan nampaknya hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Punggungku makin terasa nyeri dan perutku .. makin mulas. Oh Tuhan, jangan katakan sekarang saatnya, tidak di toilet departemen store ini.
“Kyaaaaaaaaaaa…….!!!!!”
GDUBRAAAAAK BRUUUUK!!!!!!!
Kurasakan hantaman keras di kepalaku, yang sangat sangat nyeri dan tubuhku terguling di anak tangga menuju kebawah…
Kurasakan sakit yang teramat sangat diperut dan kepalaku. Perlahan tatapan mu mulai buram, samar samar kulihat kulihat genangan air dan darah kental membasahi gaun putihku yang langsung berubah merah.. kuraba perutku dan.. kurasakan sakit yang teramat sangat melanda.. dan membuat semua..menjadi gelap.
Ya Tuhanku, Selamatkan anakku. Ambillah nyawaku, namun selamatkan bayiku , selamatkan bayi Lee Donghae. ..
~Lee Donghae pov,
---flashback---
“Fishy,..hari minggu ini, apa kau sibuk?”
Kutatap wajah yeoja yang kini nampak lebih berisi dengan perut yang sudah terlihat membuncit didepanku ini. Wajah Aegyo yang belakangan ini sering dia tunjukkan dan jujur membuatku gemas melihatnya. Tapi tentu saja dia tidak boleh tau.
“nde.. waeyo?”
Kubuat nada suaraku sedatar mungkin .
“Anniya.. setiap pagi aku berjalan kaki di taman depan dan..aku melihat pasangan berjalan bersama di taman itu. “
“Aiish..memangnya apanya yang menarik. Setiap pagi akan banyak pasangan yang jalan atau jogging bersama di taman itu.”
Aku sebenarnya sudah bisa menebak arah pembicaraannya. Tapi tentu saja aku berpura pura.
“Ck!! Dengarkan aku dulu, mereka suami istri dan.. istrinya sedang hamil besar. Sang suami terlihat sangat bahagia menemani istrinya sambil sesekali berbicara di depan perut istrinya itu. Tidakkah itu sangat romantis dan menyentuh? Aku ingin kita bisa seperti mereka”
“Cih! Apanya yang romantis dan menyentuh? Itu biasa saja kok. Suaminya tidak punya schedulle sepadat aku jadi, dia sempat mengantar jalan jalan dulu. Hari minggu besok itu schedulle ku padat dari pukul 6 pagi. Jadi, kau bisa kan jalan pagi sendiri? Kalau schedulleku tidak padat, aku pasti akan menemanimu jalan pagi kok. Arra?”
HUH! Tepat seperti dugaanku. SIAL! Andai besok minggu tidak ada show di stasiun TV itu,..aku pasti akan menemaninya jalan jalan. Aku tahu selama ini dia selalu jalan pagi sendiri ke taman kota tak jauh dari apartemen kami. Dan sejujurnya aku tidak tega dan hatiku tidak tega melihatnya pergi seorang diri.
Mianhae, Ahn Ra Ra. Aku.. harus memaksamu untuk memahami profesiku. Tapi, aku janji akan membayar kekecewaanmu hari ini. PASTI.
---flashback end---
Tanpa sadar, aku menyeringai . Chagi, hari ini aku akan membayar kesedihanmu waktu itu. Masih bergelut dengan wallpaper di salah satu kamar apartemenku, kamar ini akan kujadikan kamar bayi. Hmm kuplih wallpaper warna biru laut agar tampak cerah dan hangat. Sesuai juga dengan namaku East Sea. Hahahah… aku berencana membuat kejutan untuk Ra Ra nanti saat dia pulang mendapati kamar ini sudah kusulap menjadi kamar bayi yang nyaman, lucu, dan ceria.
“GYAAAAAAA!!!!”
“OMO!! OMO!! Chagi,… hati hati..kalau kau jatuh bahaya!!”
“YAA!! Kenapa berantakan sekaliiii!!! Ini semua… Apa??”
Aigoo kenapa kau justru sudah datang saat masih berantakan begini sih..?
“Oh.. ini,.. semua perabotan untuk kamar bayi kita. Mianhae, aku belum membereskannya. Karena aku baru sempat membelinya. Kau tahu kan aku sangat sibuk.”
“Ah.. chagi, ini belum semuanya. Apa kau lelah ? kalau kau lelah, aku akan pergi sendiri .”
“Memangnya.. kita mau kemana?”
“Kemanaa?? Tentu saja membeli perlengkapan bayinya, !! baju baju, botol susu, dll.”
Hehehe..aku tahu kau pasti menyukai acara berbelanja perleengkapan bayi seperti keluarga lain yang sedang menyambut bayi pertama.
“Mwo? Tapi kan.. kita sudah punya banyak sekali hadiah dari Chan Ri ounnie dan Jung soo oppa…. Apa perlu membeli lagi?”
“YA!! Aku ini kan calon ayahnya? Apa aku tidak boleh membelikan baju dan keperluan calon bayiku sendiri?”
Aiiish..kenapa kau tidak juga paham maksudku sih.
“Bukan begitu,.. hanya saja..kau sudah membelikannya semua perabotan ini. Kurasa perlengkapan hadiah dari Chan RI ounnie dan Jung Soo oppa sudah lebih dari cukup. ”
“ah.. ayolah.. ijinkan aku bersenang senang untuk kehadiran bayi kita. Jebal..? Kajja! Kau ikut tidak?”
Uuugh kenapa kau seperti tidak tertarik pada usul kejutanku ini sih..
“Ne.. baiklah. Aku ganti baju sebentar.”
YESS!! Akhirnya.. kekeke aku pastikan kau tidak akan menyesal chagi.. hehehehe..
“Ehm.. apa perlu kubantu? Hehehehe..”
“YAA! Dasar yadong! Memangnya apa menariknya melihatku yang seperti labu ?!!”
Mwo? Labu? Apa dia sedang bercanda? Jujur, saat kehamilannya ini auranya sungguh berbeda. Wajahnya nampak cerah dan berbinar. Rona pink lembut menghiasi pipinya walau tanpa make-up.
Memang tubuhnya nampak sedikit berisi. Tapi,.entah kenapa aku justru merasa Dia menjadi sangat sexy dengan perut buncitnya itu.
“Aiiish Chagi, jangan berkata begitu..saat ini, kau sangat seksi!”
“HAH! Gombal! Itu sudah tidak mempan lagi sekarang..”
“Ayolah.. aku tidak akan macam macam kok. Hanya,..menemanimu saja.Dan.. kau tahu walau dengan perut gembung ini,..bagiku kau lah yang paling special dan tercantik di dunia ini. Karena kau malaikat pembawa kebahagiaan terbesar bagiku yaitu.. makhluk kecil di dalam perutmu ini.”
Aku melihat butiran bening itu mengalir di pipinya. Apa aku mengatakan hal yang salah? Kupeluk tubuhnya dan perlahan kukecup tengkuknya yang indah. Hmm aku sangat menyukai harum nya. Bagai aroma theraphy yang membuatku merasa relax , nyaman, dan damai.
“Kenapa kau menangis? Bukankah ini saat paling bahagia, kita menantikan kelahiran malaikat kecil dari Tuhan untuk kita.”
“Aku,..tidak menangis. Aku hanya merasa bahagia, kelahiran bayi ini dipenuhi oleh cinta.”
“Tentu saja, aku akan membuat kalian terus berbahagia selamanya. Ah.. sudahlah cepat,.. rapikan dressmu, dan jangan lupa syalnya. Hari ini cukup dingin, jangan sampai kau sakit. Nah.. begini lebih baik, kau terlihat sangat manis..”
Kurapikan syal dan gaun putih susu yang dikenakannya. Dia manis sekali dan membuatku sangat ingin memeluk dan menciumnya lebih lama. Tiba tiba kulihat pemandangan menggoda dari potongan V-neck lace baju hamilnya. YA! Chagi, apa kau mau mencoba menggodaku ? Sebuah ide nakal teerlintas di benakku..
“GYAAAA!!! Bisa bisanya kau sempat berpikiran yadong begituuu!!!!! Grrrrr…
“Chagi.. kenapa kau berteriak begitu keras, apa kau mau bayi kita kena serangan jantung amat dini?”
Hahahahah.. sudah kuduga reaksinya akan seperti itu. Hahahahhha…. Aku suka melihat nya cemberut begitu. Aegyo nya makin terlihat sempurna.
“YA!! Kemari kau dasar otak yadong!”
Tentu saja, kali ini dia tidak bisa mengejarku. Hahahah,.. andai dia tidak hamil sebesar ini, bisa kupastikan kepalaku sudah terkena lemparan sapu atau apapun benda yang ada disekitarnya saat itu.
****
Hmmm benar kata eteuk hyung, di toko ini semua nya sangat bagus. Beragam perlengkapan bayi yang lucu lucu membuatku ingin mengambil semua nya yang ada disini. Hahahah bisa kubayangkan betapa lucunya bayi kami nanti.
“YA ! Fishy! Kenapa kau memasukkan baju baju bayi sebanyak ini? Apa kau mau memborong seluruh isi toko ini??!”
“Ssshh! Apa kau mau penyamaranku terbongkar? SM berjanji akan mengadakan konfrnsi pers eksklusif untuk mempublikasikan pernikahan kita setelah bayi kita lahir. Apa kau mau mengacaukannya!”
“Tenti saja aku tidak mau! Tapi ini semua sungguh berlebihan Fishy!”
Aiiish.. ditempat umum seperti ini, dia masih saja memanggilku seperti sedang di rumah saja.
“Kita kan sudah sepakat untuk tidak menanyakan jenis kelamin bayi kita aga nanti menjadi kejutan .. jadi.. aku memutuskan membeli semua perlengkapan untuk bayi laki laki dan perempuan,..ehm.. dan bisa tidak kau mulai memanggilku,.. ehm.. Yeobo..misalnya.”
“Andwe! Aku lebih suka Fishy!atau.. kau mau kupanggil IKAN ASIN saja?”
“YAA!!! Ku ini !.. ya sudahlah sesukamu, asal pelankan suaramu itu.”
Aishhh.. mana ada istri yang memanggil suaminya dengan seenaknya seperti itu. UUgh..tapi, memang begitulah seorang Ahn Ra Ra.
Kulihat tumpukan setelan pakaian yang menarik perhatianku. Warna warna lembutnya membuatku tertarik mengambilnya.
“Kau mau yang mana ? yang biru, kuning, atau soft pink ini?”
Ada apa dengan Ra Ra ,.. kenapa wajahnya pucat pasi begitu, apakah dia kelelahan?
“Mwo? Apa katamu?”
“sssh kau diamlah.. aku sedang bertanya pada bayi kita!”
Kutempelkan telinga di perut buncitnya, dan kurasakan reaksi darinya lewat tendangan pelan di pipiku. Aigooo my baby, kau sungguh pintar..
“Ah.. baiklah.. karena kau bingung mau yang mana, Appa akan membelikan semuanya. Jadi, kau bisa bergantian memakainya nanti.”
MWO? Mataku terbelalak , ketika lagi lagi dia mengambil semua warna dari setelan bayi itu.
“YA! Tuan Ikan, sudah cukup ige, trollynya sudah begini penuh.”
“Mm.. nde.. sepertinya.. begitu..”
“Baiklah.. Kajja! Kita bayar semua ini, dan kita pulang. Kau pasti sudah sangat lelah kan?”
Wah .. antriannya sudah banyak sekali, dan barang barang yang kubeli juga sangat banyak.. huufth, kuarahkan pandangan ke arah Ra Ra yang semakin nampak pucat.
Chagi,.. sabar sebentar ya.. setelah ini kita segera pulang.
“KYAAAAAAA!!!!!”
Itu.. seperti teriakan Ra Ra!!
DEG!!! Jantungku.. kenapa perasaanku tidak enak..? Kuarahkan pandangan ke tempatnya berdiri tadi,..dan.. Ra Ra TIDAK ADA!!
“Jadi,.. darahnya banyak sekali ?.. ya.. dia hamil besar,..nampaknya dia tersandung mainan di dekat tangga turun tadi, kudengar dia menanyakan toilet pada pelayan .. mungkin dia mau ke kamar mandi di lantai bawah dan terpeleset..”
OH TUHAN!! Jangan katakan,.. itu Ra Ra!! JANGAN!!
****
Tanganku bergetar hebat saat mencoba menyentuh tangannya untuk memeriksa nadinya.
Gaun putih susu yang begitu manis, telah berubah berwarna merah basah oleh genangan darah kental di sekitarnya.. dari rambut kepangnya basah oleh cairan kental itu dan dari dahinya juga masih mengalir darah segar, yang membuatku begitu shock, tak berdaya dan nyaris pingsan! ANDWE!! Aku harus tabah, aku harus kuat dahulu.
“KAU !! TELPON AMBULANCE SEGERA!!! CEPAAAAT!!!”
“CHAGIYA!! CHAGIYA!!! Ierona ,… jebal.. Ierona.. palli!!!!!!!!! ANDWEEEEE!! AHN RA RA!! IERONA!!! PALLIIIII!!!”
Dengan tangan yang masih berlumuran darah,..dan gemetar kutekan fast dial no 2 dari ponselku.
“HYUNG!!....HYUNG!! TOLONG AKU!!! PALLI!! PALLI!!! Ra Ra HYUNG,.. anakku… mereka .. KRITIS!! CEPATLAH DATAAANG!!!!”
Aku tidak perduli apakah orang2 disini mengenaliku. Kulepaskan semua penyamaranku, mantel, masker, topi, sarung tangan.. kulemparkan semua itu dan segera aku meraih pergelangan tangan Ra Ra.. untuk mengecek nadinya. Kurasakan, denyut yang sangat lemah . Tuhan, …tolong selamatkan mereka. Tolong.. jangan ambil mereka dariku. SELAMATKAN MEREKA, TUHAN.
Air mata ku mengucur deras,.. kuraba perut buncitnya yang mengeras dan masih kurasakan gerakan lemah, dari bayiku. YA TUHAAAN, kenapa ini harus terjadi. Ra Ra-ya.. kenapa kau tidak menungguku saja.. kenapa kau tidak bilang kau butuh bantuan?? Tangisku meledak.. dan kucium pipinya yang mulai dingin.. Ra Ra-ya.. kuatlah.. bertahanlah ..demi bayi kita.. jebaal..
****
Tatapanku terpaku pada pintu di depanku. Kurasakan Leeteuk hyung..dibahuku mencoba menguatkanku. Tapi,..aku tidak tahu apakah itu bisa membantu saat ini. Aku juga mendengar isakan pelan Chan Ri Noona. Tetapi, pikiranku terasa kosong. Yang terlintas hanyalah bayangan Ra Ra di cermin dengan baju hamil berenda seputih susu tersenyum tersipu, denga manis. Chagiya… jangan tinggalkan aku.. jebaaaal… tangisku meledak lagi.
“Tuan Lee Donghae?”
Kutatap sosok dokter berjas putih di depanku dengan pandangan hampa..
“Keputusannya harus diambil saat ini juga.. kondisi mereka berdua kritis… bayi anda hampir kehabisan nafas dan saat ini kondisinya juga kritis. Sedikit saja terlambat, dia tidak bisa tertolong lagi. Masalahnya sekarang, kondisi istri anda terus terang lebih mengkhawatirkan. Jadi, keputusan harus diambil mana prioritas yang ingin anda dahulukan keselamatannya.
BRUUK!!!
Aku jatuh terduduk di lantai rumah sakit sekarang.. aku harus memilih Ra Ra.. atau.. bayi.. kami..?
Aku..Aku tidak bisa! AKU TIDAK BISA!
“ANDWE!! AKU TIDAK BISA!!! APAPUN YANG TERJADI KAU HARUS SELAMATKAN MEREKA!!! SELAMATKAN MEREKAAAA!!!! “
Teriakku frustasi pada sesosok pria tua berjas putih yang nampak iba padaku.
“Tn Lee Donghae tenanglah.. kami akan selamatkan bayi anda dulu, kami coba sebisa mungkin untuk mencoba menyelamatkan keduanya ,.. tapi saat ini yang utama adalah menyelamatkan bayi anda dahulu.”
Kutatap sosoknya yang bergegas masuk menuju pintu kaca di depanku.
“ANDWE!!! ANDWEEEE!!!! SELAMATKAN ISTRIKU!! SELAMATKAN AHN RA RAAAAA!!!!”
“LEE DONG HAE TENANGLAH!! MEREKA BERUSAHA SEBAIK MUNGKIN UNTUK MEREKA! TENANGLAH! KENDALIKAN DIRIMU!!”
teuk Hyung berusaha meredakan histerisku. Tapi, aku terlalu rapuh untuk bisa tegar saat ini.
Andai, aku tidak sesibuk itu..
Andai aku tidak memaksanya untuk berbelanja,..
Andai aku mau mendengarkannya sekali saja,..
~Park Chan Ri pov,
Jantungku serasa berhenti berdetak ketika siang itu teuk-ppa mendapat telepon dari Donghae tentang
Ra Ra yang terguling di tangga departemen store.
Dia dan bayinya kritis, dan saat itu juga setelah menitipkan Park Jung Soo Jr pada In Young Ounnie, kami bergegas menuju rumah sakit.
Sepanjang perjalanan tangisku tak dapat berhenti. Dia sudah kuanggap seperti dongsaeng sedarah denganku, dan saat ini kondisinya kritis. Aku bahkan tidak berani memikirkan kemungkinan terburuk.
Aroma, obat obatan dari Instalasi gawat darurat menusuk hidungku. Tak kurasakan perutku yang mulai bereaksi terhadap bebauan obat obatan itu. Kulihat sosok namja yang tertunduk lesu dan lemas dii koridor.
“Donghae-ya.. , bagaimana.. bagaimana itu terjadi…”
“Noona, semua salahku…. Semua salahku noona….. mianhae.. “
Dengan mata merah, wajah lelah, dan penih air mata dia meratap sambil tertunduk.
Teukppa memeluknya dan menenangkannya.
Mendengar cerita singkat tentang kejadian itu, aku merasa tak ada satupun yang bersalah. Semua ini seperti takdir Tuhan, entah apa rencana dibalik semua ini. Tapi, melihat Donghae yang biasa
memamerkan senyum genit dan nakalnya menjadi seperti tak bernyawa begini membuat hatiku ikut merasa nyeri.
Donghae harus memilih prioritas, menyelamatkan kedua bayi mereka atau Ra Ra. Teuk-ppa mendekapku, untuk meredakan tangisku. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini.
“Chagi.. kau mau teh?”
“Nde.. boleh…”
Teuk-ppa kembali dengan dua cangkir teh, ketika TV cafeteria rumah sakit menyiarkan berita yang menggemparkan dunia hiburan korea selatan bahkan mungkin seluruh Asia.
Salah satu member dari Group terkenal Super Junior Lee Donghae, diketahui sudah mempunyai istri. Namun, terungkapnya fakta ini sungguh tidak menyenangkan karena terbongkar melalui sebuah musibah memilukan di salah satu Departemen Store ternama untuk perlengkapan bayi. Belum sempat terungkap fakta pernikahan mereka, namun tiba tiba terjadi musibah pada Istri dari Lee Donghae. Rupanya mereka sedang mempersiapkan kelahiran bayi mereka, ketika musibah itu terjadi. Istri dari member yang mempunyai jutaan fans wanita itu, terguling di tangga departemen store dan mengalami pendarahan hebat. Menurut berita terakhir, keadaannya dan bayi nya saat ini kritis. Saat ini, demi etika dan moral belum ada satu pun stasiun TV yang meminta klarifikasi, ataupun wawancara dari Lee Donghae.
Kuarahkan pandanganku kea rah Teuk-ppa yang sedang memicingkan mata. Tapi kurasa bukan berita itu yang Ia lihat, melainkan dia sedang berfikir.
“Chagi,.. kau tunggulah disini dulu, temani Donghae sampai yang lain datang.Aku akan mengurus sesuatu dulu,..”
“YA!! Yeobo.. !! Yeobo..!!...”
Dia pergi dengan tergesa… mengurus sesuatu? Apa ada hubungannya dengan berita barusan itu? Yeobo.. aku percaya kau pasti melakukan yang terbaik untuk melindungi Saeng Ra Ra dan Donghae.
****
Kulihat kerumunan di kejauhan. Semua member sudah datang.. dan memeluk Donghae. Itulah mereka. Persaudaraan erat melebihi persaudaraan sedarah. Semua wajah nampak berlinangan air mata.
“YA! Kalian Semua! Jangan seperti ini! Aku yakin Ra Ra tidak ingin kalian begini! Saat ini mereka berdua, Ra Ra dan bayinya lebih membutuhkan doa daripada linangan air mata.”
“Noona kau benar. Lebih baik kami berdoa bersama demi keselamatan mereka berdua.”
Seperti biasa untuk hal seperti ini, Siwon lah yang paling bisa kuandalkan.
~Lee Donghae pov,
Kuamati wajah putih pucat bagai pualam yang tenang tertidur,
Ra Ra-ya, tanpamu begitu sepi. Aku baru menyadarinya, betapa aku merindukan semua pertengkaran kita, omelanmu, teriakanmu, dan juga suara tangis manjamu. Aku begitu kesepian dengan semua ketenangan ini.
Apakah kau merasakan sakit ? Bagaimana perasaanmu ? Apakah kau tidak ingin bangun dan memukulku karena telah memaksamu pergi dan mengalami kejadian itu?
Ra Ra-ya bukalah matamu… jebaal.. bangunlah.. temani aku. Mana sanggup aku menatap bayi itu tanpa mu, aku bahkan tidak sanggup melihat wajahnya saat ini. Suster yang masih merawatnya. Ra Ra-ya.. Ireona..jebal.. tidakkah kau ingin menyusuinya.. merawatnya.. memeluknya..
Kukecup punggung tangan yang terkulai dan terasa dingin, kebelai pipinya yang putih namun dingin, sangat dingin,..
“Tuan Lee, anda harus tabah.. ini adalah takdir Tuhan. Kami..sudah berusaha sebaik mungkin. Sayang .. takdir berkehendak lain.”
“Kalau kalian berusaha, Ra Ra tidak akan seperti ini. Dia akan baik baik saja….”
Pria tua itu.. mulai menarik selimut putih itu perlahan.. menutup sosok Yeoja yang.. belakangan ini baru kusadari adalah sangat amat berarti di hidupku.
“ANDWEEEEE!!! YA!!! LEE RA RA!!! IREONA!!! PALLI!!!! Jangan tinggalkan aku!!!! RA RAAAAAA……….!!!!!”
***
“YA! Fishy.. bisa tidak kau tidak teriak teriak? Kepalaku sakit sekali.. dan rasanya aku ingin muntah.. bagaimana mungkin aku pergi dari sini huh?!”
Sayup terdengar, suara cempreng khas familiar yang sangat aku rindukan selama satu minggu ini. Perlahan kurasakan sentilan lembut di keningku.
Ra Ra-ya…
“Nde…”
Kau.. kau.. menjawabku?
“Memangnya kau mau aku bagaimana?”
Sedetik kemudian, kukerjapkan mataku dan samar samar kulihat sosok yeoja yang selama ini amat sangat kurindukan duduk bersandar di bed tersenyum menatapku.
“Kau…kau… bangun…?”
“Nde… wae? Apa kau ingin aku tidur selamanya?”
Jawaban sinis khas Ra Ra yang biasanya,..dan belakangan ini sangat aku rindukan..
“Kau.. bangun!! Dan aku tidak bermimpi..kan?”
Kutampar wajahku berulang kali dan …sakiiit.. HA! Berarti ini sungguhan ! Aku tidak bermimpi.
“Chagiyaa!! Kau tahu betapa aku seperti tercekik saat dokter menutupmu dengan kain putih itu.. “
“Mwo? Kain putih ? mana ?? Apa..kau bermimpi?”
“Hmmm.. mungkin juga. Tapi, tadi itu mimpi terburukku. Ah.. tapi syukurlah hanya mimpi dan kau sudah bangun sekarang, ..”
Kupeluk erat tubuhnya, dan kukecup setiap inchi wajahnya yang pucat dan masih tersambung dengan selang oksigen..
“YA! Bisa kau hentikan ini, aku bisa mati sungguhan karena kehabisan nafas.”
“ Bisa bisanya kau berkata begitu pada suamimu yang begitu khawatir padamu. Kejadian di mimpi tadi benar benar membuatku tidak bisa bernafas lagi! Kau tahu tidak betapa takutnya aku kehilanganmu ??!!”
“Nde.. arraseo.. mianhae..Donghae-a..Jangan marah lagi.. ”
“Apa yang kaurasakan? Apakah sakit? Mana yang terasa sakit, bagian mana yang kurang nyaman.”
“Apa kau mau aku menjawab jujur ? Tentu saja semuanya terasa tidak nyaman. Bekas jahitan di perutku yang sangat nyeri, bau obat bius yang masih menusuk dan membuatku mual, kepala ku yang nyeri dan berdenyut, masih berapa banyak yang harus kusebutkan ?”
Semua detail itu membuatku mulas. Tentu .. tentu saja, semua nya saat ini untuknya tidak ada yang nyaman. Tapi, walau begitu ia menjawab pertanyaanku dengan tersenyum.
“YA! Tukang tidur, kau sudah bangun rupanya. Aigoo,.. kenapa justru pasien yang menemanimu tidur hah?!”
“Ounnie.. sudahlah, kau tidak lihat wajah tampannya yang sangat lusuh itu. Bisa bisa dia tidak bisa membanggakan ketampanannya lagi sekarang.”
“Aiiish kau ini, kenapa sama sekali tidak nampak seperti pasien yang terluka sangat serius sih?”
“aaah baiklah baiklaah kalian berdua ini…Oh ya Ra Ra, tadi suster titip pesan sebaiknya kau bersiap, ia akan segera membawa bayi kalian kesini. Kau..pasti sangat ingin melihatnya.”
“Kyaa ounnie, jeongmalayeo?? Arra..Arra.. aku tidak sabar lagi.”
Bayi kami ? Aigoo memangnya berapa lama aku tertidur? Kenapa aku seperti linglung begini..
“Noo.. noona.. kau bilang bayi kami?”
“Memangnya kau mau bayi siapa? Apa kau tidak mau melihat bayi yang dengan susah payah dilahirkan Ra Ra?”
“Anniya bukan begitu, aku hanya.. ah memangnya berapa lama aku tidur ?”
“Kau ini seperti pingsan saja. 8 jam tidur tanpa terbangun sedikitpun! Bahkan Ra Ra yang baru saja sadar melarangku membangunkanmu! Huuuh..”
“Ja…jadi.. semuanya baik baik saja kan?”
“Nde.. kau harus mengucap syukur pada Tuhan, berterima kasih pada hyung dan dongsaengmu yang terus berdoa tanpa henti, dan team dokter yang cekatan dan hebat menangani Ra Ra dan Bayinya. Sekarang semuanya sudah berakhir, semuanya akan baik baik saja.”
Plasssssh!!
Mendengar penuturan Chan Ri Noona,.serasa mendapatkan oksigen baru untukku bernafas. Aku.. merasa sangat lega.
***
“Permisi,.. ini bayi nyonya Lee sudah bisa di rawat bersama ibu nya. Karena kondisinya sudah membaik, jadi tidak perlu dirawat di inkubator lagi.”
Seorang perawat muncul di pintu membawa kereta boks kereta bayi. Sesaat kemudian nafasku tercekat.
Ini dia,.. sosok mungil yang sangat kami rindukan. Oya, aku..bahkan belum tahu apakah bayi kami laki laki atau perempuan?
Wajah mungil itu.. menyeruak dari balik selimut bergambar beruang teddy berwarna pink. Putri kami tercinta, dengan pipi yang tembem seperti bakpao, putih bersih, mata sayu , dan..bibir pink kemerahan yang mungil. Dan,.. dia.. sangat mirip denganku.
“YA! Chagi, apa kau sudah bisa menggendongnya? Hati hati-lah, jahitanmu masih sakit kan?”
“Sudah,.. tidak apa apa.. aku tidak sabar lagi ingin mellihatnya..malaikat kecilku.. ”
Air mataku hampir jatuh melihat pemandangan yang sangat indah di depanku. Dua orang yang sangat sangat aku sayangi di dunia ini.
“Hei, fishy! Kenapa berdiri seperti patung begitu!! Cepat!! Duduk di sebelah Ra Ra dan baby pinky.. aku mau memotret kalian!”
Aiish.. fotonya pasti jelek sekali.. mataku merah..sekali. UUgh..
***
“Noona… tapi.. tentang publik mereka mengetahuinya kan ..?”
“Nde.. tapi tenanglah.. Teukppa sudah mengadakan press conference kok. Reaksinya tidak seburuk itu, banyak dari ELF yang pada akhirnya menerima kalian, dan bahkan mengirimkan dukungannya untuk kesembuhan Ra Ra dan putri kalian..
Huufth.. lega mendengarnya…TeukHyung, aku berhutang padamu….
5 tahun kemudian….
Ahn Ra Ra pov,
“Lee Jae Jin,!! Jangan lari lari begitu.. bisa tidak diam sebentar saja..?”
“Chagiya.. jangan berteriak begitu, biarkan dia bersenang senang..”
“huuufth kau ini selalu saja memanjakannya. Oiya hari ini kau sedang free ya ?”
“nde.. mungkin nanti siang aku dan hyuk jae ke SM building untuk start trainee lesson untuk group baru itu.”
“bagaimana perasaanmu ? bekerja dibelakang layar saat ini?”
“hm.. perasaanku tetap sama.. seperti saat di Super Junior. Aku.. masih bisa menuangkan perasaan dengan mencipta lagu, masih bisa dance ..bahkan meneruskan semua itu pada semua dongsaengku di SMent.”
“Apa ..kau tidak merindukan kembali bersama dan berdiri di stage seperti dulu ?”
“Hmm.. tentu saja rindu, mungkin suatu saat kami bisa berkumpul lagi.”
***
“Jae Jin-ah ! ~chu~”
“Gyaaaaa eommaaaaa!! JungSoo Junior lagi lagi menggangguku..”
“Saengi.. nampaknya.. Jungsoo menyukai Jae Jin..”
“Ounnie-ya.. mereka itu kan masih kecil!”
“Tapi tidak ada salahnya kan.. jika nanti JungSoo benar benar menyukainya.. hehehe…. “
“Huh.. ounni ini itu kan kemauanmu..”
“Omo apa kau tidak mau punya menantu tampan seperti putraku?!”
“Aigoo ounni.. mereka kan masih kecil…”
“Noona,.. jadi aku akan berbesan denganmu ya..”
“Wae.. ??? YA! Fishy jangan bilang kau tidak mau berbesan denganku… ! Aku sudah menganggap Jae Jin seperti putriku sendiri, pokoknya hanya dia yang pantas bersama Juniorku!”
“Chagi.. Ounni mu benar benar tidak berubah, walau sudah menjadi eomma tetap saja dia menyeramkan..”
“YAAA!! Fishy!! Kemari Kauuuuu!!!!”
“YAAA!! Ounnieeeee….. Fishy……. Kenapa kalian seperti ini..?? Aigooo apa bedanya mereka dengan Jae Jin dan Junior …??”
“Waeyo ? Saengi? Kenapa wajahmu begitu ? Huh ?”
“Oppa.. lihatlah istri tercintamu… aissh.. masih saja kejar kejaran seperti itu dengan Fishy…haiiish…”
“Hahahaha… Begitulah Chan Ri.. sejak 6 tahun lalu … tetap tidak berubah… kalian juga…”
“hahahaha benar,.. Jung Soo oppa kau juga.. tetap seperti dulu.. oppa ku yang tampan, fallen Angel.”
“hahah Ra Ra-ya jangan lupa aku ini sudah punya putra loh.. “
“Gyahahahah tentu saja, Junior benar benar mirip seperti oppa. Tampan, cerdas, ramah, dan juga dia.. di usianya sudah pandai menggoda Yeoja, lihat tingkahnya pada Jae Jin..”
“Hahahaha..apa iyya begitu… ?
***
“Wuaaaaah benar benar pesta yang meriaaaah,… Noona .. kau jangan habiskan semuanya! Sisakan untukku dan Hye Kyo..”
*pletaaaaak!!!
“YAAA!! Noona,..kenapa kau masih senang memukul kepalaku?”
“dasar bocah! Kau juga ternyata selama 5 tahun ini tetap tidak berubah… “
“Apanya yang tidak berubah..? Aku juga akan segera menjadi seorang ayah kan…?”
“Kalau kau sadar, kenapa itu kau masih saja membawa PSP mu kemana mana, dan bukannya membantu istrimu, mengambilkan kursi untuknya ?”
“aiiish hyung.. sindiranmu itu.. selalu sepedas itu.”
“Apa kalian juga akan melupakan kami semua..?”
“Kyaaaa!! Kalian juga datang… wonnie,sungmin, wookie, shinppa, chulpa, Jessica, Yoona-ya, yeppa,hyukkie,… dan.. Kangin oppaaaa!! Gomawoyeooo!!”
“Ra Ra –ya, Fishy,Hyung, Chan Ri noona.. selamat untuk rumah baru kalian… sungguh menakjubkan.. kalian berempat, nampaknya sudah siap untuk berbesan. Bahkan membeli rumah bersebelahan begini.”
“Sssh Wonnie,..kau tahu kan noona mu ChanRi.. ehm.. dia itu kan sangat, sangat berpegang teguh pada pendiriannya. Dia ingin selalu dekat dengan Ra Ra dan menculik Jae Jin ke rumah sesuka hatinya.. makanya dia memaksa untuk membeli rumah disebelah rumah mereka.”
“Hmmm Noona dari dulu kan memang selalu keras kepala, ..dan kau Hyung selalu tidak berkutik kan..?”
*bletaaaak
“Hyuk Jae!! Aku dengar kata katamu barusan!”
*berbisik
“Hyung ,..apa kubilang.. istrimu tidak berubah tetap sajaa menyeramkan.”
“LEE HYUK JAEEEEEEE!!!!!!!!!”
Tawa bahagia,.. kebersamaan, ikatan keluarga , kehangatan ini… semoga selalu ada bersama kami.. selamanya…
Ounnie, teukppa, wonnie, Jessica, Yoona, sungmin, wookie, Hyuk Jae, Kyu, Chulppa, shinppa,…. Kalian semua.. walaupun kini kalian sudah tidak sesering dulu berdiri di panggung gemerlap itu karena kegiatan kalian yang lainnya, tapi tetaplah tersenyum seperti ini, tetaplah berbahagia seperti saat ini dan tetap jagalah kebersamaan kita ini selamanya..
Dan..kau Tuan Ikan ku tersayang,tetaplah disampingku selamanya.. menjaga malaikat kecil kita… Lee Jae Jin..
“Ouunnieeee, Hyuk Jaeeeee, IKaaaaaan !!! Mau sampai kapan kalian seperti ituuu haaaaahhhhhhhhh….”
~the end~
Author :
woaaaa akhirnya akhirnya… sedih sekali harus mengakhiri cerita sekuel Entangled in Lee Donghae’s love ini…
Ounni, chan ri… gomawo..sudah selalu mendukungku..aku sedang mendraft cerita baru. Semoga bisa aku kerjakan sesegera mungkin.
credit :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar